NamunNabi Muhammad tidak seperti itu. Ia tetap turun ke bumi untuk menyerukan kebaikan di tengah umatnya. Inilah yang kemudian disebut sebagai etika profetik oleh Kuntowijoyo. Maka, para penghafal Alquran juga jangan sampai berdiam diri dalam kenyamanan di tengah dinding-dinding pesantren. Mereka harus turun ke realitas masyarakat dan
Artinya "Jika kamu hendak melaksanakan shalat, shalatlah seperti shalat terakhir, jangan mengatakan sesuatu yang membuatmu minta maaf di kemudian hari dan kumpulkan keputus-asaan terhadap apa yang ada pada manusia". Terdapat tiga pesan dalam hadis di atas, yaitu salat dengan khusyu, menjaga lisan, dan mengambil hikmah dalam setiap kejadian.
HAJIWADA'. Haji wada adalah perpisahan Rosulululloh dengan umatnya. Segala sesuatu akan ada akhirnya. Setiap kisah, ada penutupnya. Manusia datang, kemudian mereka pergi. Awalnya mereka mengucapkan salam pertemuan, lalu kemudian mereka berlalu dengan perpisahan. Hal demikian terjadi pada setiap orang, tidak terkecuali nabi kita Muhammad SAW.
PesanMaulid Nabi Muhammad SAW dari DPRD Inhu Senin, 1 November 2021 15:00 WIB. Ketua DPRD Inhu saat memberikan sambutan di maulid Nabi Muhammad SAW 1443 H, Senin (1/11/20211) (ANTARA/dok) Maulid adalah lahirnya Nabi Muhammad SAW. Sebagai umatnya, harus selalu mengingat agar tidak lupa nabi junjungannya. Apresiasi tinggi kepada semua
Hadisttersebut merupakan nasehat dari
surat penawaran surat pesanan merupakan contoh dari surat. Oleh Fauzi Bahreisy Nabi SAW bersabda, "Bertakwalah kepada Allah di mana dan kapan saja engkau berada. Susullah keburukan dengan amal kebaikan sebab itu bisa menghapusnya. Tunjukkan akhlak yang baik kepada manusia!" HR at-Tirmidzi. Pesan Nabi SAW di atas adalah pesan yang sangat berharga. Pesan tersebut berlaku bagi semua umatnya hingga hari kemudian. Mengamalkannya merupakan jaminan kesuksesan dunia dan akhirat. Pertama adalah pesan untuk bertakwa di mana dan kapan saja berada. Takwa adalah tujuan dari segala tujuan hidup manusia. Secara bahasa takwa berarti melindungi dari dari mara bahaya. Hakikat takwa adalah melaksanakan perintah dan menjauhi larangan; bersyukur dan tidak kufur; ingat kepada-Nya dan tidak lupa; serta taat dan tidak bermaksiat. Orang yang berhasil menata hidupnya dalam ketakwaan, akan mendapatkan banyak kebaikan. Ia bisa mencapai derajat kewalian lihat QS Yunus 62-63. Ia layak menjadi orang yang mulia di sisi Allah lihat QS al- Hujurat13. Ia akan dibimbing untuk bisa membedakan antara hak dan batil lihat QS al-Anfal 29. Ia akan mendapatkan solusi dan jalan keluar dari segala persoalan QS ath-Thalaq 3-4. Serta ia juga akan mendapat pengampunan dosa sekaligus limpahan pahala lihat QS QS ath-Thalaq 5. Karena itu, Nabi SAW selalu memberikan pesan untuk bertakwa dalam setiap kesempatan. Itulah bekal terbaik manusia dalam menjalani kehidupan. Kedua, pesan untuk senantiasa menyusul keburukan dengan amal kebaikan. Pasalnya, sehebat apa pun usaha untuk menata ketakwaan, kita tetaplah manusia yang tidak lepas dari dosa dan salah. Manusia bukan malaikat dan bukan pula bidadari surga. Manusia tempatnya lupa dan alfa. Ada saat ia jatuh dan tergelincir pada kesalahan. Namun demikian, Nabi SAW tidak ingin umatnya berputus asa dan patah semangat untuk menjadi orang baik. Beliau memberikan jalan keluar. Yaitu pada saat seseorang tergelincir dalam kesalahan, ia tidak boleh diam dan terus membiarkan diri di dalamnya. Apalagi bangga dan memamerkan kesalahan yang ada. Sebab, dosa dan kesalahan yang dibiarkan bisa membesar dan menjadi petaka. Hati bisa menjadi rusak dan berkarat sebagaimana firman Allah dalam surah al-Muthaffifin ayat 14. Tempat dilakukannya dosa dan maksiat juga bisa menjadi saksi di akhirat. Karena itu, Nabi SAW menyuruh segera menyusul keburukan dengan amal kebaikan. Hal itu agar hati segera menjadi bersih kembali tidak sampai berkarat. Juga agar semua tempat kita berpijak dan beraktivitas tidak menjadi saksi keburukan. Akan tetapi, sebaliknya, menjadi saksi kebaikan. Ketiga, pesan untuk berakhlak baik kepada manusia. Pasalnya, ketakwaan kepada Allah dan usaha menjaganya bisa hancur berantakan lantaran akhlak buruk kita. Ahli ibadah bisa bangkrut dan celaka lantaran akhlak buruknya. Orang yang tekun salat dan rajin puasa bisa binasa lantaran perbuatan keji yang dilakukannya. Atas dasar itulah, ketakwaan harus dirawat dan dijaga dengan cara menunjukkan akhlak mulia. Iman baru bernilai bila disertai akhlak yang mulia. Ibadah baru diterima bila berhias akhlak mulia. Ilmu juga baru bermanfaat bila melahirkan akhlak mulia. Itulah sebabnya Nabi SAW bersabda, "Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." HR Ahmad. BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
Sadarkah kamu, betapa banyaknya nikmat yang Allah berikan kepada kita semua, tetapi banyak orang yang tidak sadar. Diantaranya adalah nikmat ketika masa muda, ketika mendapatkan kesehatan, ketika diberikan kekayaan, dan dengan hal di atas, Rasulullah SAW berpesan melalui hadis dari Ibnu 'Abbas Radiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda"Manfaatkanlah lima perkara sebelum datang lima perkara. Masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, kayamu sebelum fakirmu, waktu luangku sebelum waktu sibukmu, dan hidupmu sebelum matimu" Supaya penjelasannya lebih dimengerti, simak ulasan berikut ini, ya!1. Manfaatkanlah waktu mudamu, sebelum waktu tuamuilustrasi membaca Al-Qur'an masih muda, pasti kita masih merasakan fisik yang sehat dan bugar, ya. Berbeda ketika sudah tua, fisik pasti melemah, bahkan semangat pun akan semakin menyusut. Sebelum terlambat, masa muda kita harus memiliki visi dan misi yang jelas, yaitu dengan menjalani kehidupan yang penuh produktif, semata-mata untuk meraih rida Allah SWT. Jangan sampai ketika sudah tua nanti, penyesalan datang karena tidak memaksimalkan ibadah ketika masa mudanya. Perbaiki, yuk!2. Manfaatkan waktu sehat, sebelum datang waktu sakit ilustrasi produktif adalah aset yang paling berharga bagi setiap orang. Tidak semua orang mampu merasakan nikmat yang satu ini. Kadang ada yang harus diberi sakit dulu oleh-Nya, baru ia merasakan betapa berharganya berpesan, agar kita tidak menyia-nyiakan waktu ketika sehat, dengan hal-hal yang tidak bermanfaat. Lakukanlah hal yang positif sesuai dengan porsi dan kemampuan kita masing-masing. 3. Kekayaanmu, sebelum masa fakirmuilustrasi memegang uang Grabowska Hidup menjadi orang kaya, tidak selamanya mengenakkan, lho. Tahukah kamu, bahwa ujian Allah itu lebih berat diberikan kepada orang kaya daripada orang fakir. Orang kaya akan diuji sejauh mana ketulusan mereka dalam menyedekahkan hartanya di jalan semua harta itu hanyalah titipan semata, dan tentunya ada beberapa golongan yang memiliki hak terhadap harta kita. Seperti kaum duafa, miskin, fakir, dan sebagainya. Jika tidak kita sedekahkan kepada orang yang membutuhkan, maka hidup kita di dunia ini seakan-akan tidak ada artinya. Baca Juga Meneladani Kesalehan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail 4. Isi waktu kosongmu, sebelum masa sibukmu ilustrasi membaca buku dan manfaatkanlah waktu kita sebaik mungkin. Bisa dengan membaca buku, berolahraga, belajar, dan kegiatan positif lainnya. Pada intinya, tetaplah untuk memiliki kegiatan yang positif, agar hidup semakin bermakna. Ada pepatah Arab mengatakan, "waktu itu lebih berharga daripada emas."Begitu berharganya, sehingga emas pun kalah eksisnya dengan waktu. Mulai dari sekarang, mari kita berusaha agar waktu yang kita miliki, bermanfaat dan jauh dari kata sia-sia. 5. Hidupmu sebelum matimuilustrasi dalam perjalanan adalah tentang perjalanan. Pada hakikatnya, semua akan kembali kepada sang pencipta alam semesta. Bekal yang perlu dipersiapkan untuk pulang hanyalah satu, yaitu ketaatan kepada Allah SWT. Kematian pasti tidak ada yang tahu, kan. Ia bisa datang kapan saja, dan di mana saja tanpa kita ketahui. Jangan sampai ajal menjemput, kita menyesal karena umur semasa di dunia tidak digunakan dengan baik. Semoga sehat yang Allah berikan, kekayaan yang melimpah, juga waktu yang kita miliki, bisa menjadi wasilah kebaikan untuk menghadap sang pencipta kelak. Amin. Baca Juga Surah Abasa, Teguran Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Khutbah I الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ خَلَقَ الزّمَانَ وَفَضَّلَ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ فَخَصَّ بَعْضُ الشُّهُوْرِ وَالأَيَّامِ وَالَليَالِي بِمَزَايَا وَفَضَائِلَ يُعَظَّمُ فِيْهَا الأَجْرُ والحَسَنَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ علَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمّدٍ وَعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ في أَنْحَاءِ البِلاَدِ. أمَّا بعْدُ، فيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ Ma’asyiral muslimin hafidhakumullah, Mari sama-sama kita meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah dengan senantiasa melaksanakan segala perintahnya dan berusaha secara maksimal meninggalkan segala laranganNya. Sebab, dengan taqwa inilah, semoga kelak kita menjadi penghuni surga, amin ya rabbal alamin. Kemuliaan bulan Dzulhijjah sebagaimana dijelaskan oleh Al Allamah Syaikh Abdul Hamid dalam kitab Kanzun Najah was Surur karena di dalamnya terdapat kewajiban haji rukun Islam. Dalam bulan Dzulhijjah, semua doa akan dikabulkan oleh Allah. Maka Allah mengabadikan kemulian sepuluh hari Dzulhijjah dalam Al Qur’an وَالْفَجْرِ، وَلَيَالٍ عَشْرٍ Artinya “Demi fajar. Dan malam yang sepuluh.” QS. Al Fajr 1-2 Ulama berbeda pendapat dalam memaknai ayat ini Malam yang sepuluh itu ialah malam sepuluh terakhir dari bulan Ramadhan. Dan adapula yang mengatakan sepuluh yang pertama dari bulan Muharram,termasuk di dalamnya hari Asyura. Sedangkan Imam Suyuthi mengatakan bahwa malam sepuluh itu ialah sepuluh malam pertama bulan Dzulhijjah. Pendapat mengenai sepuluh malam Dzulhijjah dalam Surat Al Fajr ditegaskan pula oleh Syaikh Muhammad bin Nashiruddin Addimasyqi Asy Syafi’i “Ayat walayalin aysr menggunakan kalimat nakirah umum karena malam-malam itu adalah paling utamanya malam dalam setahun. Maka pendapat bahwa itu sepuluh malam Dzulhijjah sangat sohih dan masyhur. Para ulama menjelaskan bahwa fajar itu adalah fajar hari Arafah dan yang dimaksud malam sepuluh adalah sepuluh malam Dzulhijjah.” Ma’asyiral muslimin hafidhakumullah, Salah satu pesan penting yang dapat kita ambil dari peristiwa Idul Adha di bulan Dzulhijjah ini adalah mengenai khutbah Rasulullah Muhammad ﷺ saat berkhutbah di depan para shahabatnya. Dalam kitab Khutubatun Nabi Rasulillah disampaikan bahwasanya Nabi Muhammad ﷺ bersabda عن ابن عباس رضي الله عنه ان رسول الله صلى الله عليه وسلم خطب الناس يوم النحر فقال يا ايها الناس اي يوم هذا؟ قالوا يوم حرام قال فاي بلد هذا؟ قالوا بلد حرام قال فاي شهر هذا قالوا شهر حرام. قال فان دماءكم واموالكم واعراضكم عليكم حرام كحرمة يومكم هذا في بلدكم هذا وفي شهركم هذا Artinya Hadits dari Ibnu Abbas RA, sesungguhnya Rasulullah ﷺ berkhutbah kepada para umatnya pada hari Idul Qurban. Nabi bersabda “Wahai para manusia, hari apakah ini? Mereka menjawab Ini ini haram. Wahai para manusia, negara apakah ini? Mereka menjawab Ini negara para manusia, bulan apakah ini? Mereka menjawab Ini bulan haram.” Nabi Muhammad bersabda lagi “Sesungguhnya darahmu, hartamu dan anggota tubuhmu itu haram sebagaimana keharaman hari ini, di negara ini dan bulan ini. HR Imam Bukhari Kalimat Rasulullah dalam khutbah itu diulang-ulang dan dilanjutkan dengan doa dan penegasan bahwa khutbah itu sebagai wasiyat pada umatnya. Bahkan Nabi Muhammad ﷺ menegaskan bahwa sudah tidak ada lagi pertumpahan darah antara umat Islam dengan kaum kafir setelah hari Idul Qurban itu. Dari hadits tersebut di atas, sebagai umat Islam yang merasakan nikmatnya hidup di Indonesia yang telah merdeka 76 tahun, dapat mengambil tiga pesan Rasulullah dimaksud Pertama, seorang pemimpin umat Islam harus berkomunikasi dan selalu membimbing umatnya. Salah satu cara komunikasi itu yakni dengan mengingatkan betapa pentingnya hari dan bulan yang mulia dan diharamkan oleh Allah. Memperingati hari dan bulan haram adalah dengan melaksanakan sunnah Rasulullah berpuasa, bertaqarrub dan beramal sosial secara istiqamah. Dan di bulan haram, tidak diperbolehkan perang beradu fisik dan menebar fitnah Kedua, di dalam sebuah kemulian ada tempat hidup yang selalu digunakan untuk beribadah, Nabi menyebutnya dengan kata balad. Kata balad dalam Kamus Al Munawwir karya KH Ahmad Warson Munawwir yang telah dikoreksi KH Ali Ma’shum dan KH Zainal Abidin Munawwir bermakna daerah, negeri, desa, kampung, tanah air. Jika Nabi Muhammad ﷺ menyebut kata balad dalam khutbah idul adha, maka perlu kita ambil hikmah bahwa betapa cintanya Nabi Muhammad kepada tanah airnya sesuai dengan firman Allah إِنَّ الَّذِي فَرَضَ عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لَرَادُّكَ إِلَىٰ مَعَادٍ ۚ قُلْ رَبِّي أَعْلَمُ مَنْ جَاءَ بِالْهُدَىٰ وَمَنْ هُوَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ Artinya “Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu melaksanakan hukum-hukum Al Quran, benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali Makkah. Katakanlah "Tuhanku mengetahui orang yang membawa petunjuk dan orang yang dalam kesesatan yang nyata". QS. Al Qashah 85 Ketiga, betapa pentingnya menjadikan Islam sebagai agama yang mendorong lahirnya perdamaian, bukan agama kekerasan penuh peperangan. Sejarah perintah berqurban kepada Nabi Ibrahim yang diminta menyembelih putranya Nabi Ismail dan kemudian diganti domba adalah sebuah bukti bahwa Islam sangat melindungi hak asasi manusia dan cinta perdamaian. Al Qur’an mencatat sejarah ini sebagai bentuk penyempurnaan manusia berbakti pada Allah Surat As Shaffat ayat 102 فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ Syaikh Utsman bin Hasan Al Khaubawi dalam kitab Durratun Nashihin memberikan penjelasan bahwa perjalanan Nabi Ibrahim dari negeri Syam hingga Makkah dalam mengikuti perintah Allah diabadikan dalam rangkaian ibadah sunnah puasa Tarwiyah yataraw, memikirkan diri atas mimpi menyembelih anaknya dan puasa Arafah arafa, tahu dan yakin bahwa mimpi itu dari Allah. Arafah juga menjadi tempat puncak ibadah haji. Dan kemudian hari kesepuluh Dzulhijjah menjadi penyembelihan nahr. Ma’asyiral muslimin hafidhakumullah, Rasa syukur Nabi Ibrahim atas tidak jadinya menyembelih putranya, diganti dengan menyembelih kambing, 300 lembu dan 100 unta demi taat kepada Allah. Jelas sekali bahwa qurban ini menjadi ibadah sosial yang sangat mengangkat derajat para peternak hewan dan menjadi bukti emansipasi kepada kaum dlu’afa yang menerima manfaat pembagian daging qurban. Di penghujung khutbah ini perlu ditegaskan kembali pentingnya umat Islam memuliakan agama dengan cara mengikuti seluruh perintah Allah. Umat Islam yang sudah kaya harta, diwajibkan untuk haji ke baitullah. Termasuk disunnahkan melaksakanakan qurban. Allah berfirman إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ، فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ، إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ Artinya “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu Dialah yang terputus.” QS. Al Kautsar 1-3 Hal terpenting lainnya adalah tentang memanusiakan bangsa dengan cara yang tepat mencintai tanah air hubbul wathan. Kita tahu bahwa Makkah yang disanjung oleh Nabi Muhammad sebagai titik sejarah peradaban. Bahkan di sekeliling Ka’bah antara hajar aswad, makam Ibrahim dan sumur Zamzam ada makam Nabi Nuh, Nabi Hud, Nabi Syu’aib, Nabi Shalih dan 99 Nabi lainnya kitab Manasik Hajikarya Syaikh Shalih bin Umar Assamarani. Dengan cara Nabi mencintai Makkah dan Madinah, maka kita pun bangsa Indonesia juga sangat perlu mencintai negeri tanah air ini dengan menjadikan negeri yang damai, baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Nabi Muhammad menyempurnakan syariat Islam dengan kesempurnaan iman melalui cinta tanah air. Termasuk di usia 30 tahun, Nabi Muhammad berhasil menyatukan Makkah dengan peletakan hajar aswad di samping pintu Ka’bah. Ma’asyiral muslimin hafidhakumullah, Mengakhiri hari jumat di bulan Dzulhijjah tahun ini, mari kita tetap teguhkan bahwa agama Islam yang kita anut menjadi Islam rahmatan lil alamin, agama penebar kasih sayang. Dan mari kita isi, hari demi hari hidup di Indonesia dengan teguh memegang ajaran agama Islam dan cinta tanah air dalam rangka menyempurnakan keimanan kita. جعلنا الله وإياكم من والفائزين الامنين وادخلنا واياكم في زمرة عباده الصالحين اعوذ بالله من الشيطان الرجيم وقال اني ذاهب الى ربي سيهدين رب هب لي من الصالحين وقل رب اغفر وارحم وانت خير راحمين Khutbah II اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ Penulis M. Rikza Chamami, Sumber NU Online
Oleh Bahron Ansori, Redaktur MINA Suatu hari, Nabi Shallahu Alaihi Wasallam pernah bersabda kepada Abu Dzar Jundub bin Junadah, “Bertakwalah kepada Allah di mana pun kamu berada. Ikutilah perbuatan jelek dengan perbuatan baik niscaya kebaikan akan menghapusnya dan pergaulilah manusia dengan budi pekerti yang mulia.” HR. At-Tirmidzi dalam Sunannya, Kitabul Birri Washshilah, hadits no. 1987. At-Tirmidzi mengatakan Hadits ini hasan shahih. Asy-Syaikh Al-Albani menghasankan dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi Bila dihayati, tiga pesan Nabi di atas, sebenarnya adalah kunci dalam meraih berbagai kesuksesan hidup di dunia hingga akhirat. Namun, tidak semua insan di bumi ini tahu bahwa pesan Nabi itu adalah kunci kemenangan. Pesan-pesan di atas, sejatinya bukan hanya untuk seorang sahabat seperti Abu Dzar saja, tapi juga untuk seluruh kaum muslimin dimana pun berada, agar tunduk dan patuh kepada apa-apa yang dibawa dan disampaikan Nabi. Tujuan tiga dari wasiat Nabi itu adalah agar umat Islam bisa melaksanakannya sehingga ia akan selamat dunia akhirat. Berikut adalah sekilas uraian tentang tiga wasiat Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam di atas. Pertama, ittaqillah bertakwa kepada Allah’ dimana saja berada. Sangat mudah bagi setiap lisan untuk mengucapkan kata takwa’, tapi tidak semudah mengucapkan saat kata takwa’ itu mulai di amalkan. Takwa adalah alat untuk mengukur sejauh mana keyakinan seorang hamba dalam mengamalkan setiap perintah-Nya, dan meninggalkan larangan-Nya. Dengan kata lain, rasa takwa di dalam diri seorang hamba akan menunjukkan sebenar dan sebesar keimanannya kepada Allah. Karena itu, takwa menjadi key word kata kunci dalam menyelesaikan setiap permasalahan hidup. Dengan takwa itu pula, manusia jadi punya kualitas dihadapan manusia terlebih lagi di hadapan Allah Ta’ala. Banyak dalil dari al Qur’an dan as Sunnah yang meminta agar setiap hamba menjadi orang yang bertakwa. Takwa adalah sebuah wasiat yang mengandung inti pengamalan atas hak-hak Allah dan kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan seorang hamba. Tentang takwa itu, Umar bin Abdul Aziz mengatakan, “Takwa kepada Allah adalah meninggalkan apa yang Allah haramkan dan melaksanakan apa yang Ia wajibkan.” Jamiul Ulum wal Hikam, 1/400 Allah berfirman juga telah berfirman tentang sifat orang-orang yang bertakwa dalam al Quran surat al Baqarah ayat 177 yang artinya, “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir yang memerlukan pertolongan dan orang-orang yang meminta-minta; dan memerdekakan hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya; dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” Qs. Al-Baqarah 177 Kedua, melakukan amal kebaikan setelah melakukan dosa dan kesalahan. Beruntung sekali orang yang selalu punya niat baik di hatinya, dan berusaha untuk senantiasa berbuat baik kepada semua makhluk Allah Ta’ala. Sebagai manusia sempurna banyak salah dan dosa, maka sewajarnya manusia itu selalu ingat kepada Allah Ta’ala dengan berzikir selepas melakukan kesalahan dan dosa. Salah satu zikir yang sangat dicintai Allah adalah mengucapkan istighfar’ memohon ampunan kepada Allah Ta’ala. Seperti disebut dalam sebuah hadis bahwa iman manusia itu kadang naik dan kadang turun. Maka saat iman itu turun, saat itu pula banyak manusia yang tergelincir dalam kubangan dosa dan maksiat. Dosa dan maksiat akan menjadi hijab dinding pembatas bagi seorang hamba untuk bisa dekat kepada Allah. Karena itu, berbuat baik istighfar atau melakukan kebaikan selepas melakukan kesalahan adalah jalan terbaik agar iman itu bercahaya kembali. Tentang perbuatan baik itu, Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang pagi dan petang dan pada bagian permulaan malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan dosa perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” Qs. Hud 114. Ayat di atas asbab turunnya karena ada sebuah kisah dari sahabat Ibnu Mas’ud yang mengatakan kala itu ada seorang lelaki mencium seorang wanita bukan mahrom. Lalu orang itu berkata, “Wahai Nabi, apakah ayat itu khusus bagiku?” Nabi menjawab, “Bagi orang yang mengamalkannya dari umatku.” HR. Bukhari, 4687 Ketiga, miliki akhlak mulia dalam setiap pergaulan. Manusia, tidak akan pernah bisa mengikat hati seseorang dengan hartanya, pangkat dan lain sebagainya. Kalau pun bisa, semua itu sifatnya hanya sementara saja tidak langgeng. Tapi, manusia bisa mengikat hati manusia dengan akhlak mulia. Sebab akhlak mulia itu ibarat besi semberani, sekali ia menarik, maka benda-benda disekitarnya akan tertarik semua. Begitu juga dalam kehidupan sehari-hari, seseorang akan dicintai oleh setiap manusi di manapun berada selama ia tetap mengedepankan akhlak mulia. Andai pun ia telah tiada, maka namanya akan tetap harum mewangi, dan tak pernah lekang di telan waktu. Lihat bagaimana akhlak Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam dan para sahabatnya. Meski mereka sudah tidak hidup lagi di dunia ini, tapi cahaya akhlaknya masih terus dikenang dan diteladani oleh milyaran manusia sepanjang masa. Tentang akhlak mulia itu, umat Islam tidak semestinya mencari contoh lain selain dari Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Kemuliaan akhlak Nabi sampai di puji dan diabadikan oleh Allah Ta’ala dalam al Quran. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik.” Qs. Al-Ahzab 21 Bahkan, tentang akhlak mulia itu, Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam sendiri sudah bersabda, “Sesungguhnya aku diutus oleh Allah untuk menyempurnakan akhlak yang baik.” HR. Al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad. Asy-Syaikh Al-Albani t menshahihkannya dalam Shahih Al-Adab Berakhlak mulia dalam kehidupan bermasyarakat adalah bukti nyata dari benarnya keimanan, lurusnya tauhid dan kokohnya amalan. Baik buruknya iman dan amal seseorang, akan terlihat bagaimana wujud akhlaknya. Maka tak heran, orang yang berakhlak mulia berbudi luhur akan mendapatkan kecintaan manusia lain. Di antara contoh akhlak mulia antara lain; silaturahim, memaafkan kesalahan orang lain, berkata baik, benar dan lemah lembut, sopan santun dalam segala hal, rendah hati, tidak banyak membuat-buat perkataan yang sifatnya ujub, termasuk selalu berwajah ceria dihadapan saudara sesama muslim lainnya merupakan akhlak mulia. Ibnul Mubarak pernah berkata, “Salah satu bentuk akhlak mulia adalah wajah yang selalu berseri, memberikan kebaikan, dan mencegah diri dari menyakiti orang.” Jamiul Ulum wal Hikam 1/457. Semoga Allah Ta’ala menguatkan hati kita untuk selalu berakhlak mulia, walaupun dengan berwajah cerah, ceria saat berjumpa sesama muslim lainnya. Dengan begitu, rasa kasih dan sayang manusia kepada kita akan akan menjadi wasilah turunnya rahmat dari Allah, wallahua’lam. A/RS3/RI-1 Mi’raj News Agency MINA
- Nabi Muhammad SAW telah menunjukan jalan yang baik dan benar untuk umat manusia agar selamat di dunia dan akhirat. Dengan mematuhi ajaran agama Islam yang dibawa dan diajarkan Rasulullah SAW, umat manusia akan selamat di dunia dan hidupnya, Rasulullah SAW pernah memberi lima pesan kepada umat manusia melalui Abu Hurairah. Lima pesan Nabi Muhammad SAW ini untuk diajarkan dan diamalkan. حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ هِلَالٍ الصَّوَّافُ الْبَصْرِيُّ حَدَّثَنَا جَعْفَرُ بْنُ سُلَيْمَانَ عَنْ أَبِي طَارِقٍ عَنْ الْحَسَنِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ يَأْخُذُ عَنِّي هَؤُلَاءِ الْكَلِمَاتِ فَيَعْمَلُ بِهِنَّ أَوْ يُعَلِّمُ مَنْ يَعْمَلُ بِهِنَّ فَقَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ فَقُلْتُ أَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ فَأَخَذَ بِيَدِي فَعَدَّ خَمْسًا وَقَالَ اتَّقِ الْمَحَارِمَ تَكُنْ أَعْبَدَ النَّاسِ وَارْضَ بِمَا قَسَمَ اللَّهُ لَكَ تَكُنْ أَغْنَى النَّاسِ وَأَحْسِنْ إِلَى جَارِكَ تَكُنْ مُؤْمِنًا وَأَحِبَّ لِلنَّاسِ مَا تُحِبُّ لِنَفْسِكَ تَكُنْ مُسْلِمًا وَلَا تُكْثِرْ الضَّحِكَ فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيتُ الْقَلْبَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ لَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ حَدِيثِ جَعْفَرِ بْنِ سُلَيْمَانَ وَالْحَسَنُ لَمْ يَسْمَعْ مِنْ أَبِي هُرَيْرَةَ شَيْئًا هَكَذَا رُوِيَ عَنْ أَيُّوبَ وَيُونُسَ بْنِ عُبَيْدٍ وَعَلِيِّ بْنِ زَيْدٍ قَالُوا لَمْ يَسْمَعْ الْحَسَنُ مِنْ أَبِي هُرَيْرَةَ وَرَوَى أَبُو عُبَيْدَةَ النَّاجِيُّ عَنْ الْحَسَنِ هَذَا الْحَدِيثَ قَوْلَهُ وَلَمْ يَذْكُرْ فِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَNabi Muhammad SAW bersabda "Siapa yang mau mengambil kalimat-kalimat ini dariku lalu mengamalkannya atau mengajarkan kepada orang yang mengamalkannya?" Abu Hurairah menjawab, "Saya, wahai Rasulullah."Kemudian Rasulullah SAW meraih tangan Abu Hurairah lalu menyebut lima hal. Pertama jagalah dirimu dari keharaman-keharaman, niscaya kamu menjadi orang yang paling ahli ibadah. Kedua terimalah pemberian Allah dengan rela, niscaya kamu menjadi orang terkaya.Ketiga berbuat baiklah terhadap tetanggamu, niscaya kamu menjadi orang mumin. Keempat cintailah sesama seperti kamu mencintai dirimu sendiri, niscaya kau menjadi orang Muslim. Kelima jangan sering tertawa karena seringnya tertawa itu mematikan hati. HR At-Tirmidzi BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
pesan nabi muhammad kepada umatnya